Thursday, August 26, 2010

”Jawabannya Tunggu Besok.....”

Seorang istri memang bisa sangat menentukan perjalanan hidup seorang laki-laki, atau sang suami, tepat sekali pameo yang mengatakan, bahwa; dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang perempuan yang hebat, dan seorang perempuan tersebut adalah istri sang laki-laki. Demikian sebaliknya, apabila ada seorang laki-laki yang kelakuannya menyimpang, khususnya dalam karir atau pekerjaan laki-laki tersebut, perilaku menyimpang seperti misalnya korupsi dan suap serta hal-hal melanggar lainnya, sedikit banyaknya sang istri punya peran, meski kita tidak menafikan ada kalanya sang istri tidak tahu perilaku suaminya di tempat kerja atau di kantor misalnya.
Iskandar Priok, seorang (mantan) tokoh dunia premanisme ibukota mengisahkan, bahwa setelah lama malang melintang di dunia hitam; perampokan, pencurian dan kekerasan, mengisahkan pada akhirnya ia harus mengakhiri ’karir’ atau lebih tepatnya petualangannya di dunia hitam setelah diminta memilih oleh istrinya, apakah ia akan memilih untuk terus dengan pekerjaannya sebagai preman, atau memilih istrinya, artinya bila Iskandar memilih dengan dunia premannya tersebut, maka dia harus meninggalkan istrinya, demikian sebaliknya, bila ia memilih istrinya maka ia harus meningggalkan dunia premannya. Tawaran tersebut diberikan istrinya pada saat ia hamil/mengandung anak kedua mereka, tepatnya pada tahun 1991. Demi mendengar pernyataan istrinya tersebut, Iskandar menjawab, bahwa ia akan memberikan jawaban (kepada istrinya) tersebut besok, kepada istrinya ia bilang ” Jawabannya tunggu besok.....”. Kemudian ia pergi meninggalkan rumah, untuk menyendiri di suatu tempat, dan memikirkan pilihan yang diberikan oleh istrinya. Hari berikutnya Isandar pulang ke rumahnya, dan ketika mendengar adzan dhuhur ia kemudian mengambil air wudhu, kemudian menunaikan sholat dhuhur, setelah itu, tanpa basa-basi ia bilang pada istrinya: ”Itulah jawabannya...”
Kisah ini disarikan dari dialog antara Iskandar Priok dan Tina Talisa di acara Apa Kabar Indonesia Malam, TV One, 25 Agustus 2010, bertepatan dengan 15 Ramadhan 1431 H.
Sebagai catatan, selama ’karir’ kepremanannya tersebut, Iskandar Priok mengaku pernah mendekam di bui sebanyak 3 kali, yaitu, di Cipinang, Tangeran dan di Salemba.

Wednesday, August 25, 2010

Catatan Piala Dunia 2010

Usai sudah perhelatan yang membius dunia, Piala Dunia 2010, untuk kali pertama sepanjang sejarah penyelenggaraannya digelar di benua hitam Afrika, tepatnya di Afrika Selatan.
Ada prediksi, vuvuzela, kekecewaan, kemenangan, kekalahan, pesta pora dan duka cita mengiringi momen empat tahunan tersebut. Tim yang diunggulkan dan tim underdog hadir ke Afrika Selatan berpartisipasi memeriahkan gelaran Piala Dunia, ditaburi sekian banyak bintang bertalenta menjadi dayak tarik tambahan kompetisi tertinggi sepak bola tersebut. Para pesohor dan legenda hidup dunia persepakbolaan menjadi bumbu tambahan kemeriahan gelaran Piala Dunia.
Setelah melalui babak penyisihan grup, 16 besar, perempat final, dan semifinal, dua tim dari benua biru (baca; Eropa) bertemu di partai puncak, partai final Piala Dunia 2010. Argentina dengan pelatihnya yang fenomenal gugur di perdelapan final setelah ditaklukkan tim Panse, Jerman dengan nilai yang sangat memukau 0-4. Prancis yang bermaterikan pemain-pemain bertalenta tinggi terhempas dan tidak lolos babak penyisihan grup, Inggris dengan kompetisi domestik terbaik saat ini, terhempas di babak kedua, setelah dihempaskan oleh Jerman. Beberpa bintang yang diprediksi akan menjadi pemain terbaik justru malah tenggelam ditelan kedatangan talenta-talenta muda yang bermunculan. Ronaldo (Portugal), yang datang ke Afrika Selatan dengan pemain dengan banderol termahal saat ini (sekitar 1,3 triliun rupiah), nyaris tak bisa banyak berperan dalam membawa timnya, dibuktikan dengan hanya bisa mencetak satu gol pada babak penyisihan grup ketika timnya mengalahkan Kore Utara dengan poin 7-0, Wayne Rooney (Inggris) yang digadang-gadang bakal menjadi peraih sepatu emas, ternyata mandul sama sekali, saya termasuk yang percaya bahwa terpuruknya tim Inggris lebih disebabkan parahnya komunikasi dan interaksi yang ada diantara para pemain selama ini. Prancis lebih tragis lagi, terhempas di babak penyisihan grup setelah sebelumnya diwarnai dengan cekcok antara pelatih (Raymon Domenech) dengan ujung tombaknya (Nicholas Anelka). Kaka, ujung tombak Brasil, juga gagal menunjukkan performa terbaiknya pada Piala Dunia ini.


Pertandingan final
Bertempat di stadiun Soccer City, Johannsberg, final mempertemukan dua tim dari benua Eropa, yaitu Belanda dan Spanyo. Belanda masuk ke final untuk kali ketiga, setelah pada 1974 dan 1978 mereka berhasil mencapai final, sementara Spanyol masuk ke final untuk kali pertama.
Sang arsitek Belanda, Bert Van Merwijk sadar bahwa tim yang dihadapi adalah tim yang punya skill merata di semua lini, dan ia juga sadar bahwa kemampuan individu pasukannya di bawah kemampuan para pemain lawan. Kesadaran tersebut membuat sang pelatih menerapkan strategi dengan pendekatan fisik guna merusak permainan tim Spanyol, strategi tersebut memang berhasil merusak permainan tika-taka Spanyol, bahkan berhasil mencetak peluang ketika Arjen Roben berhasil lolos dari jebakan off side, meski gagal membuahkan gol karena dihadapi oleh Icer Casillas dengan tenang.
Permainan fisik menjurus kasar tersebut harus dibayar mahal oleh kubu Belanda, berupa sembilan kartu kuning untuk pasukan oranye, termasuk dua kartu kuning untuk John Heitingga, yang otomatis ia dikaru merahkan oleh wasit Howard Webb dari Inggris. Disamping itu, Belanda juga mendapat kecaman, bukan hanya dari pers di negerinya, tapi juga dari para pengamat dan legenda hidup sepakbola.
Tercatat hanya tiga pemain (Belanda) yang tidak mendapat kartu kuning, yaitu: Wesley Sneijder, Dirk Kyut dan sang penjaga gawang Marteen Sketelenburg.
Setelah berlangsung 2 kali 45 menit permainan belum menghasilkan gol, permainan diperpanjang dengan tambahan extra time, yaitu 2 kali 15 menit. Akhirnya pada menit ke 113 Andreas Iniesta berhasil menceploskan ke gawang Belanda, membawa La Furia Roja unggul 1-0 atas de Oranje, dan sampai peluit panjang, skor tidak berubah, membawa Spanyol dibawah Icer Casillas sebagai kapten tim ke podium kehormatan untuk mengangkat trofi Piala Dunia 2010.
Hadiah
Disamping trofi, pada gelaran ini FIFA memberikan hadiah berupa uang, dengan jumlah sebagai berikut; Spanyol sebagai sang kampiun berhak atas nominal sebesar USD 30 juta atau sekitar Rp. 271 miliar, Belanda yang menempati runner up berhak atas USD 24 juta, adapun Jerman sebagai peringkat ketiga mengantongi hadiah sebesar USD 20 juta atau sekitar Rp 180 miliar rupiah. Uruguay sebagi peringkat keempat mendapatkan USD 18 juta, atau sekitar Rp 162 miliar.
Tim-tim yang masuk ke babak perempat final , yaitu Brasil, Paraguay dan Ghana serta Argentina mendapatkan hadiah sebesar USD 18 juta, atau sekitar Rp. 162 miliar. Adapun tim yang lolos ke babak 16 besar masing-masing mengantongi USD 9 juta atau sekitar Rp. 81 miliar.
Sepatu Emas
Diego Forlan, ujung tombak Uruguay berhak atas sepatu emas pada gelaran ini, meski top skor diraih oleh empat pemain, yaitu David Villa (Spanyol), Sneidjer (Belanda), Forlan (Uruguay) dan

Wednesday, July 07, 2010

Din Syamsudin Terpilih (lagi) Sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah

Mukatamar Muhammadiyah yang ke-46 di Yogyakarta, dengan Tema Seabad Muhammadiyah, akhirnya memilih kembali Prof Dr. Din Syamsudin sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015. Penetapan tersebut didahului dengan dipilihnnya tiga belas Anggota PP Muhammadiyah, dengan suara terbanyak diperoleh oleh Din Syamsudin, selengkapnya perolehan suara tersebut adalah;

1. Din Syamsudin dengan perolehan 1.915 suara

2. Muhammad Muqodas 1.650 suara

3. A. Malik Fadjar 1.562 suara

4. A Dahlan Rais 1.508 suara

5. Haedar Nasir 1.482 suara

6. Yunahar Ilyas 1.431 suara

7. Abdul Mu’ti 1.322 suara

8. Agung Danarto 1.034 suara

9. Syafiq A. Mughni 952 suara

10. Fatah Wibisono 942 suara

11. M. Goodwill Zubir 931 suara

12. Bambang Sudibyo 887 suara

13. Sukriyanto 797 suara

Perolehan suara terbanyak Din Syamsudin, menurut pengamat Muhammadiyah asal Korea Selatan, Kim Hyung-jun, sebagai sinyal kuat dari warga Muhammadiyah untuk berada di jalur oposisi terhadap pemerintah.

Menurut Azyumardi Azra, Din memang terlalu vokal mengkritik pemerintah, namun dari segi kapabilitas, ia tak diragukan lagi, , demikian dilaporkan Media Indonesia.

Beberapa jam usai terpilihnya ketiga belas anggota PP Muhammadiyah, selanjutnya ketigabelas Anggota PP Muhammadiyah, yang juga otomatis sebagai formatur memilih secara aklamasi memilih Din Syamsudin sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2010-2015, dan memilih Agung Danarta sebagai Sekretaris Umum mendampingi Din Syamsudin.

Friday, June 18, 2010

Daftar Pemain Sepak Bola Muslim


DiCopast dari http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Muslim_footballers

Wednesday, June 02, 2010

DIALOG IMAJINER HITLER & MUFTI PALESTINA

Suatu saat hitler berkunjung ke Palestina dan bertemu mufti disana...kira kira gini kali ya dialog mereka...?
HITLER (H) :..Assalamu alaikum Syeh...
MUFTI (M) : Wa Alaikumus Salaam
H: Pa kabar ni Syeh?...maaf ganggu....
M: Ga papa Bro santai aja, duduk duduk...ada apa ni tumben maen ke palestin?
H : Ginini Syeh langsung aje ye.....ane punya rencana mo “ngabisin” itu ras yg kata si darwin turunan monyet..
M : Yahudi ‘tler maksud lo?....
H: yoi Syeh...ras ancur mana lagi sih yg patut kita basmi??...ya si yahudi itulah..
M: Nah trus apa maksudloh sowan kemari?
H: ginini syeh..rencana ane kan Cuma bisa “basmi” yg di eropa aja..(yg di amerika kejauhan sih)...trus kan ente tau pasti banyak juga yg lolos..
M: trus??..trus??
H : nah itu die..ane takut pada ngabur ke tanah ente ni syeh...mana menurut bocoran ahli ane..ente punya tanah biar gersang banyak minyaknye...ente taukan yahudi kaga bisa liat duit dikit???
M: wah kalo yg ntu kaga usah takut ‘tler...ente ngga usah abisin semuanye..suruh pade kemari aje sisanye..ntar sisanye ane bareng turunan ane dah yg beresin...
H: sumpe lo Syeh?...kaga maen maen lo ini ras pinter banget (nipu) dan culas banget?
M: jamin dah ‘tler..disini anak piyik aje berani ama tuh ras turunan monyet itu...mo pk beceng mo pake tenk...gampil dah..kaga takut..
H: wih...mau dong kl gitu bangsa ente ane tarik buat jadi pasukan SS dah?
M: bole bole...buat aje pengumumanye..ntar jg pada daptar..
M: tapi ngomong ngomong ente telat si kemarinye...ente ane liat dah mau kejepit tuh sm amerika..coba dari kemarenan..
H : iya sih Syeh...ane juga kena kibul ama si yahudi...ane kira bangsa semit kaya ente ce esan sama yahudi juga...taunya ras ente musuhan juga ya dari jaman Nabi Ismail & Nabi Ishak...
M: biasalah ‘tler..satu keluarga adaa ajah yg “singit”...entah ngiri entah kege-eran...masa die ngaku bangsa kesayangan Tuhan trus ras laen mesti ngabdi sama die...dimane ceritanye tuh??
H: yoi syeh ntu juga yg bikin ane gedeg banget...malah Nabi Isa jg dikadalin tuh ama rabbi rabbi sialan..ape gue salib salibin aje pake bintang david ye??
M: jangan dah ‘tler...sayang kayunya...lu pake kamar gas aja jg uda bagus...murah meriah....
H: iya ya...mana gua jg lagi BU banget nih buat perang abis abisan...posisi gw dah makin kejepit...
M: wah saran ane gini ‘tler..kalo seumpama lu kalah...kabur aja ke indie blande...ce es lu si nippon kan masih dsn...lu ngumpet aja dsn...model bule kaya lu aman dah disana...blande aje 3,5 abad disana nyantai aje...ngga ada yahudinya lagi...agame disana Cuma katepe...aman dah disana..
H: bole juga sih syeh....ntar gua siapin kapal selem buat ngabur kesana dah...tapi kalo gua kalah ya...gua sih masih optimis menang nih...
M: mesti dong ‘tler...kalo lu ngga optimis ngapain juga lu mulai ni perang...
H: weis sorry syeh bukan ane yg mulai....itu yahudi yg mulai duluan bikin ane sebel...
H: gini dah syeh..ane balik dulu mo miting sama jendral ane di berlin...ente maen maen napa...biar dunia tau ane tu bukan rasis..kite sesama manusia itu sodara...kecuali ama turunan monyet ya..ente tau dah...lah tuhan aje dikibulin ama ntu yahudi...katenye hari sabtu ngga boleh ini itu ga bole pk lampu...eh dia nyuruh org laen yg nyalain....bokis ngga?
M: uda deh ‘tler...kalo kebokisan yahudi lu ngga usah cerita ame ane...dah khatam kali ..
H:...ok deh syeh.. auf wiedersehen..shalom alaichem....oops..sorry sorry...Assalamu alaikum...sorry keceplosan
M: wa alaikum salam...gapapa ‘tler..ane tau ente dulu juga yahudi....tapi udah insap kan???...yahudi kl insap juga sodara kite kok...:P

Wednesday, March 31, 2010

Hasil Muktamar NU Ke 32

Muktamar NU ke 32, yang bertempat di Asrama Haji Sudiang, Makasar, Sulawesi Selatan, berlangsung dari tanggal 23-28 Maret 2010, berhasil memilih KH A Sahal Mahfudh sebagai Rais Aam Syuriah PBNU periode 2010-2015, sedangkan KH Said Aqil Siradj terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidziyah PBNU untuk periode yang sama.

Pemilihan diawali dengan melakukan penjaringan nama-nama calon Rais Aam sesuai usulan setiap pengurus wilayah dan pengurus cabang NU. Dari 503 pengurus yang memiliki hak suara, terdapat 2 pengurus yang tidak menggunakan haknya.

Hasilnya, terjaring 14 nama calon Rais Aam. Sesuai tata tertib muktamar, nama-nama yang diajukan peserta dapat ditetapkan sebagai calon Rais Aam bila memperoleh dukungan minimal 99 suara. Calon yang memperoleh suara dukungan minimal itu adalah KH Sahal dengan 272 suara, dan KH Hasyim Muzadi dengan 108 suara.

Sesaat setelah ditetapkan sebagai calon Rais Aam, KH Hasyim Muzadi mengajukan surat kepada panitia. Isi surat yang dibacakan oleh Zein Irwanto itu menyatakan KH Hasyim Muzadi tidak bersedia dicalonkan sebagai Rais Aam.

Sikap KH Hasyim itu sempat membuat sejumlah pendukungnya histeris dan kecewa. Namun, banyak pula yang memuji sikap besar KH Hasyim itu demi menjaga kehormatan ulama.

Karena KH Hasyim mundur, calon Rais Aam yang berhak tinggal KH Sahal. Sesuai aturan, jika hanya ada satu calon, ia langsung ditetapkan sebagai Rais Aam secara aklamasi.

Adapaun terpilihnya KH Said Aqil Siradj berlangsung dalam satu kali pemilihan. Dari penjaringan nama-nama calon ketua umum, terdapat 10 nama. Namun, yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum dengan mengantongi minimal 99 dukungan suara hanya KH Said Aqil Siradj dengan 178 suara dan Slamet Effendi Yusuf 158 suara. Kandidat yang tak lolos adalah KH Salahudin Wahid (83 suara), Ahmad Bagja (34) suara, Ulil Absar Abdalla (22), KH Ali Maschan Moesa (8), dan KH Masdar F Mas’udi.

Dalam pemilihan dengan dua kandidat itu, akhirnya KH Said Aqil Siradj terpilih dengan mendapatkan 294 suara, mengungguli Slamet Effendy Yusuf dengan 201 suara.

Demikian dilaporkan Kompas edisi 28 Maret 2010

Pinangan Dalam Impian

Kawan, ia kini benar-benar telah pergi
bersama dengan lelaki yang –ternyata- sekian lama
telah melukis bulir-bulir asmara di hatinya
lelaki yang jejaknya ia sembunyikan dengan rapat
di balik semua yang ia berikan kepadaku
lelaki yang sejatinya memang telah seringkali mengisi malam-malamnya
bahkan ketika ia asyik bercengkrama denganku
lelaki yang juga pernah membuatnya seakan tak mengenalku
pada Jumat kelabu hampir setahun yang lalu
waktu sudut jantung kota ini meledak untuk kesekian kalinya
membuatku was-was dan khawatir, mirip pahlawan kesiangan
ia yang kutahu memang tengah bersemayam di belantara sana
tentu saja tengah bersama dengannya

Kawan....,
malam ini
sebelum ia menuju puncak segalanya
menggapai purnama yang membuat mukanya merah pasi
menikmati kebersamaan
yang tak berbatas perih, sakit, nikmat dan indahnya
kami masih sempat bertegur sapa
ia masih tetap seperti yang dulu, seperti hampir setahun yang lalu
ketika ia baru menyapaku
ia santun, lembut dan bersahaja

Kau tahu kawan....
ia juga berjanji
suatu saat akan membawakan mawar buatku
yang ia petik dari taman paling indah yang dimilikinya
kupinta untuk memetiknya dari taman yang sama dengan ia keluar darinya
meski menurutnya sudah tidak berbunga lagi
sebab semuanya sudah ada yang memetiknya

Kawan...
usah kau tanya pedih perihku
aku benar-benar tak merasakannya –lagi-
meski beribu rasa menderuku
aku tahu ia tetaplah akan seperti itu
dan aku tahu, aku tidak keliru


Utan Kayu 28 Maret 2010

Saturday, February 20, 2010

Memilih Resiko yang Paling Besar

Seringkali dalam hidup ini kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang sama sulitnya, tak jarang diantara pilihan-pilihan tersebut mengandung dilema yang memojokkan kita, sementara di sisi lain, kita tahu persis, bahwa setiap pilihan pasti ada resiko yang menyertainya, dengan kata lain, resiko tersebut merupakan konsekuensi logis dari setiap pilihan yang kita ambil atau putuskan. Maka wajar bila yang menjadi salah satu dasar dalam menentukan pilihan adalah hitungan resiko yang diakibatkan oleh pilihan tersebut. Biasanya orang kemudian mengkalkulasi pilihan mana yang paling minim resikonya apabila putusan diambil, sebab dengan begitu, orang akan tidak direpotkan apabila resiko dibalik pilihan tersebut ternyata benar-benar tidak bagus, baik bagi karier, keluarga maupun masa depannya.
Saya sangat terinspirasi dengan salah satu pesan Pak Julian Balia, gurunya Ikal dan Arai di Laskar Pelangi jilid 2 (Sang Pemimpi), beliau mengatakan “…Ambillah resiko yang paling besar, maka hidupmu akan menjadi kaya”. Dari apa yang beliau katakan, kita menangkap makna ada keanehan dalam pernyataan tersebut, kenapa mesti ‘resiko yang paling besar’ yang harus diambil? Namun bila kita mencermati lanjutan dari pesan tersebut, kita akan mendapati alasannya, adalah ‘maka hidupmu akan menjadi kaya’. Saya menafsirkan kata ‘kaya’ pada pesan tersebut tidak selalu bermakna kaya harta, tapi lebih dari sekedar itu, kaya pengalaman misalnya, kaya hati misalnya, dalam artian orang menjadi semakin bijak dan arif.
Beberapa waktu yang lalu saya mengalami kejadian tersebut, saya dihadapkan pada dua pilihan berkaitan dengan pekerajaan saya, ada calon costumer yang memberi kepercayaan kepada saya untuk menghandle sebuah project, sebuah pekerjaan yang meski saya pernah mengerjakan jenis pekerjaan tersebut, namun volume dan tingkat kesulitan project tersebut jauh diatas yang biasa saya kerjakan. Pilihannya, antara saya mengambil project tersebut atau tidak mengambil. Setelah mengkalkulasi dan memprediksi resiko apa yang ada dibalik kedua pilihan tersebut, saya berkesimpulan bahwa saya dihadapkan pada sebuah dilema, bila saya menyanggupi mengerjakan project tersebut, dan saya gagal, maka saya benar-benar hancur, hancur dalam artian yang sesungguhnya, baik reputasi pribadi maupun pekerjaan saya, juga keuangan saya, demikian pula bila saya tidak bersedia menyanggupi project tersebut, hancur pula reputasi saya dihadapan calon costumer, dan saya juga tidak akan mendapatkan income yang pada saat tersebut sangat saya butuhkan. Namun hasil kalkulasi saya, tetap saja resiko yang besar bila saya memutuskan mengambil project tersebut.
Terngiang dengan apa yang diucapkan oleh Pak Julian Balia, bahwa bila kita mau mengambil resiko yang paling besar maka akan menjadi kaya, saya putuskan untuk mengambil project tersebut, meski resiko yang ‘mengancam’ dibalik project tersebut sangat menyeramkan.
Dua minggu saya mengerjakan project tersebut, dan memang tantangan yang saya hadapi selama mengerjakan project tersebut sangat pelik dan beragam, memimpin satu tim beranggotakan 16 personel dengan support dari perusahaan saya yang sangat minim. Tantangan yang saya hadapi dari mulai pengaturan schedule, sehingga target waktu bisa tercapai, mengendalikan Technical Chemist yang punya karakter moral hazard, memompa spirit anggota tim yang sering angin-anginan, menghadapi costumer yang tak jarang banyak menuntut, dan sekian ragam kesulitan yang benar-benar tak terduga.
Alhamdulillah meski dengan aneka rupa problem dan kesulitan, akhirnya project bisa selesai sesuai target, baik dari sisi volume kerja maupun rentang waktu yang diberikan oleh costumer. Dan dari project tersebut, saya memang benar-benar ‘menjadi kaya’, kaya dari segi pengalaman maupun materi. Dari segi pengalaman, saya jadi tambah banyak pengetahuan, baik mengenai memimpin tim, maupun mengenai seluk-beluk project semacam tersebut, secara materi, saya mendapatkan income yang lumayan besar, bagi saya merupakan sebuah rekor, sebab merupakan income terbesar yang pernah saya peroleh.
Benar seperti yang dikatakan oleh Pak Julian Balia, bila kita mengambil resiko yang paling besar, maka kita akan menjadi kaya. Dalam dunia investasi, prinsip tersebut dikenal dengan istilah ‘Hight risk, hight return’.
Dari pelajaran tersebut, saya bertekad untuk mengambil resiko yang paling besar, manakala saya dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam perjalanan hidup. Tentu saja dengan mengkalkulasi dan mencari solusi atas beberapa kemungkinan resiko yang muncul.
Semoga Allah Swt senantiasa menunjukkan jalan yang benar, dan memberi kekuatan kepada saya untuk menapaki kebenaran tersebut, amiin.

Thursday, February 18, 2010

Semua Kembali Kepada Kita

Rabu, 17 November 2010, setelah menyelesaikan aktivitas di kantor, berdua dengan Kuncoro, staff chemist di kantor, saya pergi bermaksud visit ke calon costumer yang berada di daerah Daan Mogot Jakarta Barat, untuk menanyakan hasil trial chemical yang kami sampaikan kepada beliau dua hari sebelumnya, alhamdulillah kami bisa bertemu, ternyata beliau belum mencobanya. Beliau ini minta dicarikan chemical yang bisa digunakan untuk memisahkan antara lubric dan tembaga, ternyata belia belum mencobanya, disamping kami menyampaikan cara penggunaan chemical tersebut, ketika belia menayakan harganya, kami sampaikan bahwa kami mengusulkan bentuk kerjasama, kemudian saya berpamitan pergi, setelah sebelumnya saya menyerahkan kartu nama saya kepada beliau, agar bila ada yang ingin beliau sampaikan, beliau bisa segera menghubungi saya, kemudian saya berpamitan. Rumah Makan Padang di Pasar Semanan yang kami tuju, untuk makan siang. Usai makan siang saya pergi mengunjungi calon costumer yang lain, kantornya terletak di bilangan Rasuna Said, Jakarta Selatan, kali ini tujuannya adalah untuk menyampaikan penawaran produk Chemical Rust Converter ke beliau, sebab sehari sebelumnya saya sudah menyampaikan presentasi dan juga mendemokan produk tersebut, dan beliau berkenan dengan hasil demo.

Ketika hendak pulang, saya sadar bahwa bensin di motor sudah tinggal sedikit, saya buka tangki untuk memastikan, ternyata benar adanya, bensin dalam tangki sudah sangat minim, benar-benar tidak mencukupi untuk sampai ke SPBU yang terdekat. Akhirnya dengan berjalan kaki saya putuskan untuk mencari penjual bensin eceran yang ada di sekitar situ, setelah mendapat info dari salah satu Satpam gedung, saya datangi tempatnya ternyata tidak ada, kemudian ketika kembali ke tempat parker, saya jumpai seorang bapak yang tengah asyik mengelap motornya, saya Tanya ke beliau, dimana tempat terdekat orang jual bensin eceran di kawasan tersebut, sebelum beliau menjawab, beliau berpikir sejenak, untuk kemudaian beliau (malah) balik bertanya: “Mas naik motor atau mobil?” saya katakan bahwa saya naik motor, beliau mengatakan bahwa tempat penjual bensin ada, tapi jauh dari lokasi tersebut, kemudian menyarankan agar saya naik ojek saja. Begitu mendengar ia menyarankan agar saya naik ojek, insting saya berbicara bahwa sejatinya bapak tersebut adalah tukang ojek yang tengah menunggu ‘mangsa’ eh…penumpang maksud saya. Dari hal tersebut saya menjadi tidak percaya dengan yang dikatakannya. Saya putuskan untuk bertanya lagi kepada salah satu Satpam gedung tempat saya memarkir motor, beliau menunjukkan arah agar saya lurus, tak jauh dari tempat tersebut ada penjual bensin eceran, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti petunjuk dari Pak Satpam tersebut, saya keluarkan motor dari parkiran, kemudian saya meluncur sesuai arah yang ditunjukkan, akhirnya setelah sempat keterusan, saya temukan juga penjual bensin eceran yang saya cari, ternyata memang tidak jauh dari gedung tempat saya memarkir motor. Saya semakin membenarkan insting saya, bahwa bapak yang saya temui sedang mengelap motor tersebut telah menipu saya, beliau bilang bahwa penjual bensin eceran jauh, padahal (ternyata) tidak jauh, jaraknya kurang dari 300 meter dari tempat saya bertanya, bapak tersebut menipu saya dengan tujuan agar saya memakai jasanya, yaitu naik ojek.

Saya sedih bukan karena saya dipermainkan, namun saya berpikir barangkali suatu saat yang lalu, entah kapan dan dimana, saya pernah menipu orang, sehingga saya ditipu orang pada saat saya membutuhkan bantuan penunjuk arah. Saya termasuk orang yang percaya bahwa perbuatan apapun itu, baik atau buruk, pasti akan kembali kepada diri kita sendiri, hanya saja waktunya kapan dan bentuknya apa, kita tidak pernah tahu.

Meski di sisi lain saya bisa memaklumi bapak tukang ojek tersebut, namun tetap saja bagi saya peristiwa tersebut menjadi pelajaran dan sekaligus peringatan yang sangat berkesan bagi diri saya; bahwa perbuatan apapun yang saya lakukan, baik ataupun buruk, dan kepada siapapun perbuatan itu saya lakukan, cepat atau lambat, disadari atau tidak, pasti akan kembali kepada diri saya sendiri.

Wednesday, February 10, 2010

Sembilan Prinsip Bisnis Arifin Panigoro

Dikutip dari Kompas, edisi Ahad, 24 Januari 2010
Tulisan ini juga saya posting di milis Komunitas Tangan Diatas (tangandiatas@yahogoups.com)

Arifin Panigoro, pendiri Medco Group, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Kuasai Teknologi, Bangun Ekonomi, Tegakkan Martabat Bangsa” saat menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) dalam bidang tekhnopreunership dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu 23 Januari 2010, secara khusus mengetahkan filosofinya dalam berbisnis. Filosofi tersebut merupakan prinsip mendasar dalam menjalankan bisnis beliau, yang kesemuanya berjumlah sembilan poin, yaitu;
1. Intuisi, memadukan kata hati dan akal sehat.
2. Kesetaraan, bersikap adil (meski) pada lawan sekalipun.
3. Kejujuran, jujur itu langgeng.
4. Percaya diri, (yakinkan diri, pengaruhi orang lain).
5. Jejaring, satu juta kawan kurang, satu lawan jangan.
6. Tanggung jawab, tunaikan kewajiban, hadapi persoalan.
7. Sumber daya manusia, pilih yang terbaik dan berdayakan.
8. Inovasi (berkarya tanpa jeda), serta
9. Peduli (menumbuhkan enterpreunership).
Dari kesembilan prinsip bisnis yang beliau peroleh dari proses belajar panjang tersebut, ternyata delapan prinsip diantaranya berkaitan dengan karakter, Cuma satu prinsip yang berkaitan dengan kompetensi.
Pada kesempatan tersebut beliau juga menyampaikan bahwa; “Dalam menegakkan prinsip-prinsip tersebut, saya bisa memahami pernyataan Ken Blanchard, ‘Kalau Anda selalu dihadapkan pada pilihan yang mudah, Anda tidak akan pernah membangun karakter.’ Begitulah yang saya alami dalam mengelola dan mengembangkan Medco Group. Ketika prahara krisis keuangan melanda Indonesia tahun 1997, tak ayal perusahaan yang saya pimpin ini terbelit utang besar akibat nilai tukar rupiah merosot tajam dan kesulitan likuiditas,”.
Pada saat itulah, karakter pengusaha, yaitu prinsip tanggung jawab yang beliau pelajari dari almarhum ayah beliau yang pengusaha, (salah satunya bahwa pengusaha harus bisa membayar utang dengan konsekuensi apapun) menjadi relevan. Berkat prinsip itulah, awal 2005, mayoritas saham perusahaannya bisa beliau kuasai kembali.
“Saya berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang, berbisnis yang didasari prinsip-prinsip yang baik, yang secara umum sering disebut berbisnis dengan berpegang teguh pada etika, adalah jaminan utama bagi terselenggaranya kegiatan bisnis dan tercapainya tujuan bisnis yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas,” ujar beliau.


Wednesday, February 03, 2010

Alasan Sesungguhnya Mengapa Mereka Berada Di Afghanistan

Eramuslim.com, Rabu 3 Februari 2010

Afghanistan tak pernah berhenti dirundung penjajahan dalam beberapa dekade ini. Setelah Russia menyingkir, kini Amerika dan tentara sekutu NATO menduduki negeri mullah itu. Ada apakah sebabnya?

Menurut laporan AFP, Afghanistan adalah negara yang mempunyai cadangan mineral paling kaya, yang menawarkan harapan bagi sebuah negara yang tenggelam dalam kemiskinan setelah puluhan tahun menghabiskan dana perang. Endapan tembaga, besi, emas, minyak-gas, dan batubara, serta permata, sebagian besar belum dimanfaatkan dan masih sedang dipetakan. Hal itu dibeberkan oleh Mohammad Adel Ibrahim, menteri pertambangan Afghanistan.

Namun ironisnya, Afghanistan menjadi salah satu negeri paling miskin di dunia karena bara api yang selalu disulut oleh pihak asing. Asal tahu saja, eksploitasi besar-besaran tembaga—salah satu yang terbesar di dunia—sekitar 30 kilometer (20 mil) timur Kabul, terus terjadi. Sewa 30 tahun tambang tembaga Aynak itu pada bulan November tahun silam ditawarkan kepada China Metallurgical Group Corporation dan kontraknya sedang diselesaikan.

"Diperkirakan bahwa deposit Aynak memiliki lebih dari 11 juta ton (tembaga)," katanya, mengutip survei tahun 1960-an oleh Uni Soviet dan sebuah studi baru oleh United States Geological Survey (USGS). "Dengan harga sekarang, itu seharga 88-miliar dolar deposito!"

Proyek kolosal yang mewakili Aynak ini hanya sebagian kecil dari sumber daya alam Afghanistan. Saat ini USGS sedang melakukan survei nasional kekayaan mineral dan minyak dan gas deposito yang diharapkan akan selesai dalam satu tahun. USGS memperkirakan ada sekitar 700 miliar meter kubik gas dan 300 juta ton minyak di beberapa provinsi utara.

Sebuah survei dari Russia memperkirakan ada lebih dari dua milyar ton cadangan besi di Afghanistan. Salah satu yang paling dikenal adalah deposito besi di Haji Gak, 90 kilometer sebelah barat Kabul.

Tapi untuk semua itu, menurut Adel, pemerintah Afghanistan sudah berencana menawarkan lebih banyak tender proyek-proyek untuk sektor swasta tahun depan. Sudah ada beberapa pertambangan yang berlangsung seperti pertambangan zamrud Panjshir di daerah timur laut Kabul, dimana dinamit digunakan untuk meledakkan tanah agar permata keluar.

"Dalam waktu lima tahun mendatang, Afghanistan tidak akan lagi memerlukan bantuan dunia," kata Adel. "Dalam 10 tahun, Afghanistan akan menjadi negara terkaya di kawasan." Tapi mungkin sang menteri pertambangan lupa, jika semua kekayaan negara yang dikelola pihak asing tak akan pernah dapat memajukan negara manapun di dunia ini. Satu lagi, Adel Baz, negara Anda juga penuh dengan para koruptor! (sa/afp)

Wednesday, January 27, 2010

Efek Domino

Judul tersebut sebagai dua kata yang sering dipakai orang yang kurang lebih diartikan sebagai sebuah kejadian yang mengakibatkan pada kejadian yang lain, kejadian positif atau negatif tidak menjadi soal, yang penting sebuah kejadian yang kemudian menimbulkan kejadian turunan lainnya.

Demikian kejadian yang saya alami beberapa hari lalu. Kamis 21 Januari 2009, sore menjelang maghrib handphone saya berdering, saya angkat, terdengar suara seorang bapak menyapaku, beliau mengungkapkan bahwa di tempat kerja beliau ada problem scale pada pipe line, seraya mananyakan apakah saya bisa memberikan solusinya, saya terlebih dahulu menanyakan dari mana beliau mengetahui saya atau perusahaan tempat saya bekerja, beliau bilang mengetahuinya dari internet, kemudian saya menayakan lokasi perusahaan beliau bekerja, beliau mengatakan di Purwakarta, Jawa Barat, kemudian saya mengiyakan sembari menyampaikan kepada beliau bahwa saya harus melakukan survey terlebih dahulu, sebelum memberikan jawaban bisa atau tidaknya, beliau setuju, beliau minta besok pagi (Jum’at) jam 08.00, saya menyatakan bahwa tidak bisa kalau jam 8 pagi sudah sampai tempat beliau, akhirnya kami sepakati saya sampai di perusahaan beliau bekerja pukul Jumat pagi pukul 10.

Jumat, 22 Januari 2010, subuh saya sudah bangun, usai sholat berjamaah, saya menyempatkan diri membaca beberapa ayat suci Al-Qur’an, kemudian saya memutar musik dari fasilitas mp3 di laptop kesayangan, sengaja saya putar dengan suara keras, meski dengan kapasitas speaker yang pas-pasan, disamping saya sedang menyukai lagu My Facebook nya GIGI, juga dengan harapan membangunkan teman-teman yang tinggal serumah denganku. Seperti biasa, saya ‘menggelar konser mini’ dari kamar saya, menghadirkan musisi dan vokalis kawakan, disamping ada GIGI, ada juga Gun and Roses ada juga KLA Project, tak ketinggalan Siti Nurhaliza dan juga Nidji. Pokoknya ada konser nan meriah dari konser saya.

Pukul 07.35 saya mandi dan kemudian bersiap berangkat ke kantor. Pukul 08.00 saya benar-benar sudah siap, rupanya ketika sedang berkemas, saya lupa memindahkan kunci motor dari tempat biasa saya menaruh ke tempat lain, bukannya memasukkan ke kantong celana atau saku, hal tersebut menjadi muasal problem saya hari itu, ketika hendak mengeluarkan motor, kunci tidak berada di tempatnya, saya cari ke berbagai tempat, hasilnya nihil, akhirnya saya putuskan untuk untuk berangkat tanpa naik motor, alternatifnya tentu Busyway, dari halte Utan Kayu ke arah Halte Matraman, dari sana saya mengambil jurusan yang ke Ancol langsung, artinya zonder transit di Halte Senen, kemudian turun di Halte Golden Gunung Sahari, dari sana saya jalan kaki ke kantor, agak jauh memang, tapi lumayan juga, sebab saya niatkan sekalian olahraga. Akhirnya keputusan tersebut saya ambil. Ternyata saya belum sampai Halte Matraman, si Bapak sudah menelpon saya, beliau memastikan kedatangan saya, saya mengiyakan bahwa saya jadi ke perusahaan beliau bekerja di Purwakarta, jam 10.00 sesuai rencana. Kemudian saya menelpon Kodri, Technical Chemist di kantor kami, ia bilang sedang periksa ke dokter, untuk melepaskan jahitan akibat terpeleset sewaktu ada pengerjaan descaling di Cilegon, dia bilang bisa datang ke kantor agak siang, karna hari itu hari Jum’at, maka kuartikan ba’da Jum’at.

Singkat kisah, alhamdulillah saya bisa sampai kantor, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 09.20. artinya tinggal 40 menit lagi jam 10.00. Lebih apesnya lagi, di kantor sudah tidak ada teman, terutama Chemist, Bani dan Kuncoro sudah tak nampak batang hidungnya, yang tersisa tinggal para staf yang jenis kelaminnya perempuan, yang paling dekat dengan kami si Meri nampak masih asyik dengan lipatan muka dan cemberutnya, yang ada tinggal Pak Junaidi, sang Brand Sales Manager di kantor kami, beliau sedang asyik memberi training pada kandidat Sales Engineer. Meski Pak Jun menyampaikan bahwa mobil beliau boleh saya bawa, namun sia-sia saja, sebab saya tidak (atau lebih tepatnya belum) bisa menyetir. Pak Wawan yang entengan dan mau diajak kemanapun hari itu kebetulan sedang tidak bisa datang ke kantor, mestinya saya bisa mengajaknya untuk menyetir mobil tersebut. Akhirnya ketika jam menunjukkan pukul 09.45 saya mengirim SMS ke nomor handphone si bapak yang kemarin sore menelpon saya, saya sampaikan bahwa “Mohon maaf Pak, hari ini saya tidak bisa datang tepat waktu jam 10.00 di kantor Bapak, sebab Techical Chemist kami mendadak harus periksa ke dokter, kami bisa sampai usai Jumat nanti” beliau menjawa “Ok, saya tunggu”. Menjelang jam 11.00 saya keluar kantor, minta diantar Antoni untuk ke Masjid yang ada di komplek Kemayoran. Sesampai di masjid saya wudhu kemudian masuk masjid, membuka dan mengaktifkan laptop, membaca beberapa artikel hasil unduhan down load yang saya simpan, sampai menjelang waktu sholat Jumat datang, saya menyempatkan diri berkirim SMS ke Kodri, memberitahukan ke dia, kalau saya menunggunya di Masjid Kemayoran, dia mengiyakan, dan habis Jumat katanya akan segera meluncur, kemudian mengambil air wudhu lagi, usai itu mencari posisi yang enak untuk menempatkan tas saya, sebab bila lengah, tangan iseng nan jahil siap membawa kabur tas saya. Ketika mengambil wudhu yang kedua tersebut, saya merasa ada yang tidak beres dengan perut saya, terasa diaduk-aduk, dan kadang bunyi tidak karuan, meski tidak sakit namun sangat tidak nyaman, Sepanjang saya mendengarkan khutbah Jumat hari itu dan ditambah sholat dua rekaat, benar-benar perut terasa tidak nyaman. Akhirnya usai jumat saya minum the manis hangat di depan masjid tersebut, dan ketika toilet sudah saya rasa sepi, saya menerima ajakan perut untuk memasuki toilet, ternyata saya terkena diare, usai keluar dari toilet saya wudhu, kemudian rebahan, sembari memutar otak, mengingat-ingat apa yang sudah saya masukkan ke dalam perut saya, sehingga mengakibatkan kejadian tersebut. Kesimpulan saya, saya sudah memakan roti pada Kamis malam sebelumnya, roti yang saya beli pada Senin pagi dan saya taruh di kulkas, kemudian saya makan pada Kamis malam tersebut, kemungkinan kedua, penyebab ketidakberesan perut (baca; diare) tersebut, adalah pecel lele yang saya makan di food court Atrium Senen pada Kamis siang, usai menonton film Jacky Chan, Spy Next Door. Saya berpikir demikian sebab waktu itu saya memesan lele dengan gorengan yang tidak kering, dan ketika saya makan, ternyata masih ada tersisa darah segar yang tertinggal di dalam daging lele tersebut. Tapi kemungkinan kedua ini kecil sekali, demikian analisa saya.

Ketika waktu menunjukkan pukul 13.05 saya menelpon Kodri, memastikan kedatangannya, dia bilang bahwa dia sudah di jalan, tanpa menyebutkan di jalan mana, agak terhibur, meski tetap saja tidak yakin bila ia benar-benar akan segera datang ke tempat saya menunggunya. Pukul 13.35 si bapak menelpon saya, menanyakan sudah sampai mana saya, saya menjawab dengan balik nanya, “Sore ini Bapak pulang jam berapa? Sebab saya mungkin akan bisa sampai tempat Bapak agak sore, rekan saya Chemist baru keluar dari dokter”, nampaknya beliau tidak berkenan dengan jawaban saya tersebut, dengan nada agak marah beliau bilang ; “Wah…kacau! Katanya mau datang habis Jum’at, ini perusahaan Jepang Pak” kemudian saya memohon maaf, dan menegaskan bahwa keterlambatan saya ini benar-benar diluar dugaan apalagi niat saya, nampaknya beliau tidak berkenan memahami kondisi yang saya sampaikan, akhirnya beliau memutuskan agar saya tidak usah datang, saya Tanya tidak usah datang hari ini atau selamanya, beliau menjawab “selamanya”, dengan nada berat saya menyampaikan terima kasih, entah terima kasih untuk apa. Setelah kejadian tersebut saya putuskan untuk pulang, dengan taksi meluncur dari Kemayoran ke Utan Kayu.

Demikian, efek domino negatif yang saya alami, berawal dari hal yang semula sepele, lupa memindahkan kunci dari tempatnya kemudian menjadikan saya harus berangkat kerja dengan naik Bus Way yang memang tetap lamban dan berdesakan, tidak bisa secepat naik motor, kemudian berakibat sampai di kantor kesiangan, yang mengakibatkan sudah tidak ada teman yang saya butuhkan yang masih stay di kantor, kemudian akhirnya kehilangan calon costumer. Semoga kejadian ini tidak pernah terulang.