Seorang istri memang bisa sangat menentukan perjalanan hidup seorang laki-laki, atau sang suami, tepat sekali pameo yang mengatakan, bahwa; dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang perempuan yang hebat, dan seorang perempuan tersebut adalah istri sang laki-laki. Demikian sebaliknya, apabila ada seorang laki-laki yang kelakuannya menyimpang, khususnya dalam karir atau pekerjaan laki-laki tersebut, perilaku menyimpang seperti misalnya korupsi dan suap serta hal-hal melanggar lainnya, sedikit banyaknya sang istri punya peran, meski kita tidak menafikan ada kalanya sang istri tidak tahu perilaku suaminya di tempat kerja atau di kantor misalnya.
Iskandar Priok, seorang (mantan) tokoh dunia premanisme ibukota mengisahkan, bahwa setelah lama malang melintang di dunia hitam; perampokan, pencurian dan kekerasan, mengisahkan pada akhirnya ia harus mengakhiri ’karir’ atau lebih tepatnya petualangannya di dunia hitam setelah diminta memilih oleh istrinya, apakah ia akan memilih untuk terus dengan pekerjaannya sebagai preman, atau memilih istrinya, artinya bila Iskandar memilih dengan dunia premannya tersebut, maka dia harus meninggalkan istrinya, demikian sebaliknya, bila ia memilih istrinya maka ia harus meningggalkan dunia premannya. Tawaran tersebut diberikan istrinya pada saat ia hamil/mengandung anak kedua mereka, tepatnya pada tahun 1991. Demi mendengar pernyataan istrinya tersebut, Iskandar menjawab, bahwa ia akan memberikan jawaban (kepada istrinya) tersebut besok, kepada istrinya ia bilang ” Jawabannya tunggu besok.....”. Kemudian ia pergi meninggalkan rumah, untuk menyendiri di suatu tempat, dan memikirkan pilihan yang diberikan oleh istrinya. Hari berikutnya Isandar pulang ke rumahnya, dan ketika mendengar adzan dhuhur ia kemudian mengambil air wudhu, kemudian menunaikan sholat dhuhur, setelah itu, tanpa basa-basi ia bilang pada istrinya: ”Itulah jawabannya...”
Kisah ini disarikan dari dialog antara Iskandar Priok dan Tina Talisa di acara Apa Kabar Indonesia Malam, TV One, 25 Agustus 2010, bertepatan dengan 15 Ramadhan 1431 H.
Sebagai catatan, selama ’karir’ kepremanannya tersebut, Iskandar Priok mengaku pernah mendekam di bui sebanyak 3 kali, yaitu, di Cipinang, Tangeran dan di Salemba.
No comments:
Post a Comment