Rabu, 17 November 2010, setelah menyelesaikan aktivitas di kantor, berdua dengan Kuncoro, staff chemist di kantor, saya pergi bermaksud visit ke calon costumer yang berada di daerah Daan Mogot Jakarta Barat, untuk menanyakan hasil trial chemical yang kami sampaikan kepada beliau dua hari sebelumnya, alhamdulillah kami bisa bertemu, ternyata beliau belum mencobanya. Beliau ini minta dicarikan chemical yang bisa digunakan untuk memisahkan antara lubric dan tembaga, ternyata belia belum mencobanya, disamping kami menyampaikan cara penggunaan chemical tersebut, ketika belia menayakan harganya, kami sampaikan bahwa kami mengusulkan bentuk kerjasama, kemudian saya berpamitan pergi, setelah sebelumnya saya menyerahkan kartu nama saya kepada beliau, agar bila ada yang ingin beliau sampaikan, beliau bisa segera menghubungi saya, kemudian saya berpamitan. Rumah Makan Padang di Pasar Semanan yang kami tuju, untuk makan siang. Usai makan siang saya pergi mengunjungi calon costumer yang lain, kantornya terletak di bilangan Rasuna Said, Jakarta Selatan, kali ini tujuannya adalah untuk menyampaikan penawaran produk Chemical Rust Converter ke beliau, sebab sehari sebelumnya saya sudah menyampaikan presentasi dan juga mendemokan produk tersebut, dan beliau berkenan dengan hasil demo.
Ketika hendak pulang, saya sadar bahwa bensin di motor sudah tinggal sedikit, saya buka tangki untuk memastikan, ternyata benar adanya, bensin dalam tangki sudah sangat minim, benar-benar tidak mencukupi untuk sampai ke SPBU yang terdekat. Akhirnya dengan berjalan kaki saya putuskan untuk mencari penjual bensin eceran yang ada di sekitar situ, setelah mendapat info dari salah satu Satpam gedung, saya datangi tempatnya ternyata tidak ada, kemudian ketika kembali ke tempat parker, saya jumpai seorang bapak yang tengah asyik mengelap motornya, saya Tanya ke beliau, dimana tempat terdekat orang jual bensin eceran di kawasan tersebut, sebelum beliau menjawab, beliau berpikir sejenak, untuk kemudaian beliau (malah) balik bertanya: “Mas naik motor atau mobil?” saya katakan bahwa saya naik motor, beliau mengatakan bahwa tempat penjual bensin ada, tapi jauh dari lokasi tersebut, kemudian menyarankan agar saya naik ojek saja. Begitu mendengar ia menyarankan agar saya naik ojek, insting saya berbicara bahwa sejatinya bapak tersebut adalah tukang ojek yang tengah menunggu ‘mangsa’ eh…penumpang maksud saya. Dari hal tersebut saya menjadi tidak percaya dengan yang dikatakannya. Saya putuskan untuk bertanya lagi kepada salah satu Satpam gedung tempat saya memarkir motor, beliau menunjukkan arah agar saya lurus, tak jauh dari tempat tersebut ada penjual bensin eceran, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti petunjuk dari Pak Satpam tersebut, saya keluarkan motor dari parkiran, kemudian saya meluncur sesuai arah yang ditunjukkan, akhirnya setelah sempat keterusan, saya temukan juga penjual bensin eceran yang saya cari, ternyata memang tidak jauh dari gedung tempat saya memarkir motor. Saya semakin membenarkan insting saya, bahwa bapak yang saya temui sedang mengelap motor tersebut telah menipu saya, beliau bilang bahwa penjual bensin eceran jauh, padahal (ternyata) tidak jauh, jaraknya kurang dari 300 meter dari tempat saya bertanya, bapak tersebut menipu saya dengan tujuan agar saya memakai jasanya, yaitu naik ojek.
Saya sedih bukan karena saya dipermainkan, namun saya berpikir barangkali suatu saat yang lalu, entah kapan dan dimana, saya pernah menipu orang, sehingga saya ditipu orang pada saat saya membutuhkan bantuan penunjuk arah. Saya termasuk orang yang percaya bahwa perbuatan apapun itu, baik atau buruk, pasti akan kembali kepada diri kita sendiri, hanya saja waktunya kapan dan bentuknya apa, kita tidak pernah tahu.
Meski di sisi lain saya bisa memaklumi bapak tukang ojek tersebut, namun tetap saja bagi saya peristiwa tersebut menjadi pelajaran dan sekaligus peringatan yang sangat berkesan bagi diri saya; bahwa perbuatan apapun yang saya lakukan, baik ataupun buruk, dan kepada siapapun perbuatan itu saya lakukan, cepat atau lambat, disadari atau tidak, pasti akan kembali kepada diri saya sendiri.
No comments:
Post a Comment