Monday, February 16, 2009
Valentino Rossi dan Fenomena Industri Kita
Senin,9 Februari 2009, Valentino Rossi, Pembalap MotoGP kenamaan datang ke Jakarta, ia hendak menyapa para penggemarnya di negeri ini. Baginya, Indonesia mempunyai tempat khusus dalam perjalanan karir dan hidupnya, sebab ia pertama kali naik ke podium kehormatan sebagai pemenang manakala ia berlaga di sirkuit Sentul, pada 1996, saat ia masih bersama Honda.
Sungguh luar biasa antusiasme para penggemarnya di Jakarta, mereka menyambut semenjak dari bandara, sampai pada venue yang disediakan oleh panitia, yaitu Istora. Sayang, nampaknya panitia over dalam menampilkan Rossi di depan pengunjung yang ribuan jumlahnya di Istora, Rossi 'disajikan' didepan para pengagumnya dengan bumbu tarian dari wanita-wanita yang berpakaian norak dan seronok. Nampaknya panitia tidak paham benar dengan para penggemar Rossi, sesungguhnya Rossi zonder mereka (wanita-wanita penari berpakaian norak dan seronok) tetaplah menarik dan mempesona, sebab disamping kepribadiannya yang hangat, ramah dan santun, juga (dan ini yang paling penting) kepandaian dia mengendalikan motor dan keberanian dia melakukan manuver di tiap tikungan di lintasan balap. Justru penampilan para penari (wanita-wanita berpakaian norak dan seronok)tersebut kontra produktif adanya, sebab keberadaan mereka 'menganggu pemandangan' bagi penggemar Rossi.
Nampaknya panitia bukan saja tidak paham, tapi mereka juga merupakan sebagian orang yang gemar mengeksploitasi para perempuan untuk kepentingan industri mereka, mereka berpikir bahwa tanpa penampilan wanita-wanita penari berpakaian norak dan seronok, apa yang mereka sajikan tidak akan diminati oleh para pelanggan/costumer, sungguh sebuah ironi yang memilukan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment